Rabu, 16 Maret 2011

AMANAH TAK SELEZAT COKLAT

Berbicara soal amanah, tentu pola terpikir dalam benak kita bagaimana kalo dengan amanah saya tidak bisa membagi waktu, amanah itu berat, amanah itu pasti sibuk melulu, ato kata2 lain yang pada intinya adalah kekhawatiran diri kita dengan adanya amanah tersebut. padahal kalo kita tilik lebih detail terkait amanah maka kita akan merindukanya karena bisa jadi seseorang dengan amanah kita bisa masuk surga, dengan amanah diri kita bisa terjaga, dengan amanah kita bisa mendapatkan kebaikan - kebaikan lain so jangan takut beramanah........

AMANAH BUKAN SEKEDAR KERJA TANPA ARTI

Amanah yang dibebankan ALLAH SWT atas seorang muslim adalah mengarahkan semua sistem di atas agar sesuai dengan aturan ALLAH SWT, dan membebaskan manusia dari penyembahan manusia atas manusia dalam seluruh aspek kehidupan menuju penyembahan kepada ALLAH SWT saja, tiada sekutu bagi-NYA, untuk-NYA kita beramal dan kepada-NYA kita akan kembali.

Amanah yang diberikan kepada manusia adalah sebagai berikut:

1. Amanah Fitrah: Yaitu amanah yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak manusia dalam rahim ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu mengakui bahwa ALLAH SWT sebagai RABB/Pencipta, Pemelihara dan Pembimbing (QS 7/172).

2. Amanah Syari’ah/Din: Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan ALLAH SWT dan memenuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA, barangsiapa yang tidak mematuhi amanah ini maka ia zhalim pada dirinya sendiri, dan bodoh terhadap dirinya, maka jika ia bodoh terhadap dirinya maka ia akan bodoh terhadap RABB-nya (QS 33/72).

3. Amanah Hukum/Keadilan: Amanah ini merupakan amanah untuk menegakkan hukum ALLAH SWT secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun bernegara (QS 4/58). Makna adil adalah jauh dari sifat ifrath (ekstrem/berlebihan) maupun tafrith (longgar/berkurangan).

4. Amanah Ekonomi: Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang sesuai dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan dengan syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan syariat (QS 2/283).

5. Amanah Sosial: Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh dari tradisi yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih-sayang (QS 23/8).

6. Amanah Pertahanan dan Kemanan: Yaitu membina fisik dan mental, dan mempersiapkan kekuatan yang dimiliki agar bangsa, negara dan ummat tidak dijajah oleh imperialisme kapitalis maupun komunis dan berbagai musuh Islam lainnya (QS 8/27).


HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN

1. Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, )

2. Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)

3. Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)

Adab - Adab Bermajelis :
  1. Mulailah majelis dengan membaca “Basmalah”. “Tiap-tiap amal yang tidak diawali dengan basmalah terputus dari Allah”(Al Hadist)
  2. Berlapang-lapang dalam majelis.
  3. Tinggi suara disesuaikan dengan kebutuhan pendengar yaitu 20 - 20.000 Hz.
  4. Mendengar dan memperhatikan setiap ucapan/pembicaraan, terutama bila dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an.
  5. Kurangi berdebat dan terlalu banyak bertanya.
  6. Jangan tinggalkan majelis tanpa izin pemimpin majelis.
  7. Jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam mengambil keputusan dan upayakan sesuai dengan opsi rujukan (Alqur'an - Hadist- ij'timak).
  8. Larangan memperbanyak tertawa.
  9. Tidak rasan2

Menjaga Kebiasaan Baik Akhlaq


Kebiasaan baik dari akhlaq kita harus kita jaga sebaik - baiknya, jangan sampai malah kita terwarnai dengan hal - hal buruk di sekitar kita. Karena kalo qta tidak mengusahakan yang terbaik buat diri kita maka yang kita dapatkan sebanding apa yang kita usahakan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra’du ayat 11:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Kebiasaan yang baik harus dijaga, sehingga mengendap dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri kita sendiri. Karena bisa jadi, jika tidak bisa memelihara kebiasaan yang baik secara konsisten, akan dapat berubah menjadi sebaliknya.

Ada dua faktor yang dapat menjadikan kita, dapat memelihara kebiasaan baik atau tidak, yaitu :

1. Faktor internal, berupa nafsu, keimanan yang turun dan naik (QS. As-Syam). Kita sebagai manusia berpeluang berbuat salah, “Setiap anak cucu Adam memungkinkan berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat”.(Hadit Nabi)

2. Faktor eksternal, berupa iblis dan anak buahnya yang siap untuk menggoda manusia agar tidak bisa berbuat baik atau—bila telah berbuat baik—manusia tidak dapat membiasakannya.

Semoga kita dapat menjaga kebiasaan yang baik, dan terus memeliharanya, sehingga menjadi akhlaq yang baik.

Tausiyah Teruntuk SahabatQ

Hidup adalah belajar........
belajar bersyukur meski tak cukup.........
belajar ikhlas meski tak rela.......
belajar ikhlas meski berat.........
belajar memberi meski tak seberapa.........
belajar memahami meski tak sehati.......
belajar mengasihi meski kadang di sakiti........
belajar memaafkan meski kecewa.........
hingga suatu saat kita tersadar betapa belajar telah menegakkan hati kita .........
menguatkan langkah kita...........
dan membersihkan pikiran kita..............